KAWAH GUNUNG KERINCI
Gunung Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatra, gunung berapi tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra.
Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl, di sini
pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah kota Jambi, Padang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia
yang luas dapat terlihat dengan jelas. Gunung Kerinci memiliki kawah
seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau. Di sebelah
timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh.
Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovolcano yang masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009.
Topografi
Gunung Kerinci berbentuk kerucut dengan lebar 13 km (8 mil) dan
panjang 25 km (16 mil), memanjang dari utara ke selatan. Pada puncaknya
di sisi timur laut terdapat kawah sedalam 600 meter (1.969 kaki) berisi
air berwarna hijau. Hingga sekarang, kawah yang berukuran 400 x 120
meter ini masih berstatus aktif.
Gunung Kerinci termasuk dalam bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS). TNKS adalah sebuah wilayah konservasi yang memiliki luas
1.484.650 hektare dan terletak di wilayah empat provinsi, yang mana
sebagian besarnya berada di wilayah Jambi. TNKS sendiri merupakan bagian
dari Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan di Pulau Sumatra.
Flora dan Fauna
Tumbuhan dataran rendah di dominasi oleh beberapa jenis mahoni, terdapat juga tumbuhan raksasa Bunga Raflesia Rafflesia Arnoldi dan Suweg Raksasa Amorphophallus Titanum.
Dengan taman nasional Leuser, taman ini terhalang oleh danau toba dan
ngarai Sihanok. Sehingga beberapa binatang yang tidak terdapat di taman
Leuser ada di sini seperti tapir (Tapirus indicus) dan kuskus (Tarsius
bancanus).
Banyak terdapat binatang khas Sumatera seperti gajah, badak sumatera,
harimau, beruang madu, macan tutul, kecuali orang utan. Berbagai
primata seperti siamang, gibbon, monyet ekor panjang dan Presbytis
melapophos. Terdapat juga 140 jenis burung.
Pendakian
Gunung ini dapat ditempuh melalui darat dari Jambi menuju Sungaipenuh
melalui Bangko. Dapat juga ditempuh dari Padang, Lubuk Linggau, dan
Bengkulu. Dengan pesawat terbang dapat mendarat di Padang atau Jambi.
Keindahan panorama yang natural dengan kekayaan flora dan fauna dapat
di temui mulai dari dataran rendah hingga puncak gunung Kerinci, tidak
hanya untuk dinikmati tetapi sangat baik untuk melakukan penelitian dan
pendidikan. Pendakian ke puncak gunung Kerinci memakan waktu dua hari
mulai dari Pos Kersik Tuo.
Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro berada pada ketinggian 1.400 mdpl
dengan penduduk yang terdiri dari para pekerja perkebunan keturunan
jawa, sehingga bahasa setempat adalah bahasa jawa.
Dari Kersik Tuo kita menuju ke Pos penjagaan TNKS atau R10 pada
ketinggian 1611 mdpi dengan berjalan kaki sekitar 45 menit melintasi
perkebunan teh.
Pondok R 10 adalah pondok jaga balai TNKS untuk mengawasi setiap
pengunjung yang akan mendaki Gunung Kerinci. Dari R10 kita menuju ke
Pintu Rimba dengan ketinggian 1800 mdpl, Jaraknya sekitar 2 km dengan
waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan. Medannya berupa
perkebunan/ladang penduduk, kondisi jalan baik (aspal) sampai ke batas
hutan.
Pintu Rimba merupakan gerbang awal pendakian berada dalam batas hutan
antara ladang dan hutan heterogen sebagai pintu masuk. Pintu Rimba
berada pada ketinggian 1.800 mdpl. Di sini ada lokasi shelter dan juga
lokasi air kurang lebih 200 meter sebelah kiri. Jarak tempuh ke Bangku
Panjang 2 km atau 30 menit perjalanan, lintasannya agak landai memasuki
kawasan hutan heterogen.
Pos Bangku Panjang dengan ketinggian 1909 mdpl, terdapat dua buah
shelter yang dapat digunakan untuk beristirahat. Menuju Batu Lumut medan
masih landai jarak 2 km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit melintasi
kawasan hutan. Pendaki dapat beristirahat di Pos Batu Lumut yang berada
di ketinggian 2.000 mdpl, namun di sini tidak ada shelter-nya. Terdapat
sungai yang kadang kala kering di musim kemarau.
Untuk menuju Pos 1 yang berjarak sekitar 2 km dari Batu Lumut kita
membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Jalur memasuki kawasan hutan yang
lebat dan terjal dengan kemiringan 45 hingga 60 derajad.
Pos 1 ini berada di ketinggian 2.225 mdpl dan terdapat sebuah pondok
yang dapat digunakan untuk beristirahat. Untuk menuju Pos 2 jarak yang
harus ditempuh sekitar 3 km dengan waktu tempuh 2 jam. Di lintasan ini
kadangkala dijumpai medan yang terjal dengan kemiringan hingga 45
derajat tetapi masih bertemu dengan medan yang landai.
Terdapat sebuah Pondok yang sudah tua di Pos 2 yang berada di
ketinggian 2.510 mdpl, di sini pendaki dapat beristirahat. Untuk menuju
Pos 3 jarak yang harus ditempuh adalah 2 km dengan waktu tempuh sekitar 3
jam. Di lintasan ini dapat kita jumpai tumbuhan paku-pakuan dengan
kondisi hutan yang agak terbuka.
Terdapat Pondok yang sudah rusak tinggal kerangkanya di Pos 3 yang
berada di ketinggian 3.073 mdpl. Di tempat ini pendaki dapat
beristirahat dan masih nyaman untuk mendirikan tenda karena masih
terlindung oleh pepohonan. Waktu tempuh untuk menuju puncak dari pos ini
sekitar 4 jam.
Untuk menuju ke Pos 4 jarak yang harus ditempuh sekitar 1,5 km,
memerlukan waktu sekitar 1,5 jam. Kondisi jalur berupa bekas aliran air
sehingga akan berubah menjadi selokan bila turun hujan. Pos 4 berada
pada ketinggian 3351 mdpl, tempat ini cukup lapang dan bisa untuk
mendirikan beberapa tenda, namun cuaca di sini sering kali tidak
bersahabat. Lintasan selanjutnya untuk menuju puncak berupa pasir dan
batuan cadas. Jarak tempuh menuju puncak 2 km dengan waktu tempuh
sekitar 3 jam. Di lintasan ini pendaki perlu ekstra hati-hati.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kerinci
0 comments: